IP Subnet


Subnetmask kelas C
-------------------
255.255.255.0 = 24 -> 254 mesin
.. .128 = 25 -> 128 mesin
.. .192 = 26 -> 64 mesin
.. .224 = 27 -> 32 mesin
.. .240 = 28 -> 16 mesin
.. .248 = 29 -> 8 mesin
.. .252 = 30 -> 4 mesin
.. .254 = 31 -> 2 mesin
.. .255 = 32 -> 1 mesin

Protokol
Supaya antar komputer dengan komputer yang lain dibutuhkan suatu bahasa yang sama dimana tidak bergantung dengan aplikasi yang dipakai dan hardware yang dipasang, oleh karena itu dibutuhkan protokol. Protokol yang paling umum digunakan adalah TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol). Untuk penanda untuk setiap komputer digunakan suatu alamat yaitu dengan IP address.
IP Address dengan IPv4 :
  1. Terdiri atas 32 bit bilangan biner, yang terbagai atas 4 oktet yang dibatasi oleh titik, dimana setiap oktet terdiri atas 8 bit atau 1 byte.
    jadi 192.168.10.1 sebenarnya adalah 11000000.10101000.00001010.00000001
    Jumlah paling kecil dari satu oktet jadi adalah 00000000 atau 0 dan yang paling besar 11111111 atau 255
  2. Untuk penentuan suatu PC berada pada jaringan yang mana, maka dibutuhkan klasifikasi. Untuk internet tidak dibutuhkan klasifikasi lagi.
    Untuk IP Private terdapat 3 kelas, yaitu :
    • Kelas A :
      Pada 1 byte pertama digunakan sebagai net id (alamat jaringan) dan 3 byte sisanya adalah host id (alamat PC).
      Penandaan kelas dilakukan dengan memberikan netmask, yaitu : 255.0.0.0 atau 11111111.00000000.00000000.00000000
      Contoh suatu IP 64.10.90.1 dengan netmask 255.0.0.0 maka
                    IP:     64 | 10.90. 1
                    nm:    255 |  0. 0. 0

                ---------------------------
                net id:     64 |  0. 0. 0
               host id:        | 10.90. 1  ==> Jumlah maks host id 256x256x256
    • Kelas B :
      Pada 2 byte pertama digunakan sebagai net id (alamat jaringan) dan 2 byte sisanya adalah host id (alamat PC).
      Penandaan kelas dilakukan dengan memberikan netmask, yaitu : 255.255.0.0 atau 11111111.11111111.00000000.00000000
      Contoh suatu IP 129.11.170.5 dengan netmask 255.255.0.0 maka
                    IP:    129. 11 | 170.5
                    nm:    255.255 |   0.0

              ---------------------------
                net id:    129. 11 |   0.0
               host id:            | 170.5 ==> Jumlah maks host id 256x256
    • Kelas C :
      Pada 3 byte pertama digunakan sebagai net id (alamat jaringan) dan 1 byte sisanya adalah host id (alamat PC).
      Penandaan dilakukan dengan memberikan netmask, yaitu : 255.255.255.0 atau 11111111.11111111.11111111.00000000
      Contoh suatu IP 192.168.10.5 dengan netmask 255.255.255.0 maka
                    IP:    192.168. 10 | 5
                    nm:    255.255.255 | 0

              ---------------------------
                net id:    192.168. 10 | 0
               host id:                | 5 ==> Jumlah maks host id 256
  3. Penulisan IP Address misalnya bisa menggunakan prefiks
    misal IP address 64.10.90.1 kelas A dapat ditulis sbb 64.10.90.1/8 dimana 8 disini adalah jumlah bit netmask. Untuk net idnya bisa ditulis 64.0.0.0/8 atau 64/8
    misal IP address 192.168.10.5 kelas C dapat ditulis sbb 192.168.10.5/24 untuk net idnya bisa ditulis 192.18.10.0/24 atau 192.168.10/24
  4. Berapa larangan dalam menentukan IP Address :
    • 127 tidak boleh digunakan sebagai net id dikarenan net id 127/8 digunakan sebagai IP loopback, yaitu IP yang mengarah PC itu sendiri.
    • 0 tidak boleh digunakan sebgai net id dikarenakan net id 0/0 digunakan untuk pengarahan ke semua komputer di internet.
    • 255 tidak boleh digunkan sebagai net id atau host name dikarenakan 255 digunakan untuk netmask dan IP broadcast (IP yang mengarah ke seluruh komputer pada jaringan).

Setelah anda membaca artikel Konsep Subnetting, Siapa Takut? dan memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask Nilai CIDR 255.128.0.0 /9 255.192.0.0 /10 255.224.0.0 /11 255.240.0.0 /12 255.248.0.0 /13 255.252.0.0 /14 255.254.0.0 /15 255.255.0.0 /16 255.255.128.0 /17 255.255.192.0 /18 255.255.224.0 /19 Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.240.0 /20 255.255.248.0 /21 255.255.252.0 /22 255.255.254.0 /23 255.255.255.0 /24 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
  5. Subnet
    192.168.1.0
    192.168.1.64
    192.168.1.128
    192.168.1.192
    Host Pertama
    192.168.1.1
    192.168.1.65
    192.168.1.129
    192.168.1.193
    Host Terakhir
    192.168.1.62
    192.168.1.126
    192.168.1.190
    192.168.1.254
    Broadcast
    192.168.1.63
    192.168.1.127
    192.168.1.191
    192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah:
Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah:
Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.128.0 /17 255.255.192.0 /18 255.255.224.0 /19 255.255.240.0 /20 255.255.248.0 /21 255.255.252.0 /22 255.255.254.0 /23 Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.255.0 /24 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30
Ok, kita coba satu soal untuk Class B dengan network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
  5. Subnet
    172.16.0.0
    172.16.64.0

    172.16.128.0

    172.16.192.0
    Host Pertama

    172.16.0.1

    172.16.64.1

    172.16.128.1

    172.16.192.1
    Host Terakhir

    172.16.63.254

    172.16.127.254

    172.16.191.254

    172.16.255.254
    Broadcast

    172.16.63.255

    172.16.127.255

    172.16.191.255

    172.16..255.255
Masih bingung? Ok kita coba satu lagi untuk Class B.Bagaimana dengan network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0  172.16.255.128 Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1  172.16.255.129 Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254 Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
10.0.0.0 10.1.0.0  10.254.0.0 10.255.0.0 Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1  10.254.0.1 10.255.0.1 Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254 Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255
Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
© Folder 4 Free | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger